Minggu, 30 November 2014

jaringan kolenkim pada tumbuhan




BAB I
PENDAHULUAN
     Latar Belakang
Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan. Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di saat organ yang bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim.
            Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem.Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dan kaku,
            Sel kolenkim tetap memiliki protoplas aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk kambium gabus atau menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera dilenyapkan, meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya setelah dewasa.
            Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang telah dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
            Kolenkim, seperti parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula berisi tanin.Dinding sel kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal seperti pada sklerenkim.Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel kolenkim dapat menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.

2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian jaringan kolenkim?
b.      Apasaja ciri-ciri jaringan kolenkim?
c.       Apasaja macam-macam jaringan kolenkim?
d.      Dimanakah letak jaringan kolenkim?
e.       Bagaimanakah struktur dan susunan jaringan kolenkim?
f.       Bagaimanakah struktur sehubungan dengan fungsi jaringan kolenkim?

3  Tujuan Makalah
   Untuk mengetahui pengertian jaringan kolenkim
 Untuk mengetahui ciri-ciri jaringan kolenkim. 
 Untuk mengetahui macam-macam jaringan kolenkim.
 Untuk mengetahui letak jaringan kolenkim.
e.       Untuk mengetahui struktur dan susunan jaringan kolenkim.
f.       Untuk mengatahui struktur sehubungan dengan fungsi jaringan kolenkim.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Jaringan Kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak dari pada kolenkim muda (Hidayat, 1995).
            Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim. Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas. Kolenkim  yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali, sel kolenkim dapat juga berisi tanin.
            Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal. Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air. Dinding kolenkim yang menebal sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah. Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen. Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.
           
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar. Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar. Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara  epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim. Pada batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun (Mulyani, 2006).
            Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).

2.      Ciri-ciri Jaringan Kolenkim
Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding tebal yang tidak berlignin. Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding terluar. Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.
            Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi sklrenkim.

3.      Macam-macan Jaringan Kolenkim
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut:
a)    Kolenkim sudut (angular kolenkim)
            Penebalan dinding sel kolenkim ini  terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.
b)   Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
            Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia
c)    Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea,  dan Asclepias dan pada batang Ambrosia
d)   Kolenkim cincin
            Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya (Hidayat, 1995).
Untuk memahami tipe-tipe kolenkim seperti dijelaskan di atas dapat diperhatikan perbandingan gambar jaringan kolenkim.
4.      Letak Jaringan Kolenkim
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya. Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda. Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang. Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun.
5.      Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.
            Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa. Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak.
Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar. Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula. Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin.
 Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, air dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67%.
            Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.
            Pada sebagian besar tumbuhan dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian banyak mengandung lignin.
 Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama. Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak. Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah dinding mengalami sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen sedikit demi sedikit mengecil.
6.      Struktur Sehubungan dengan Fungsi Jaringan Kolenkim
Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh. Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas. Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun. Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
            Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin. Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim (Mulyani, 2006).

 BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa  jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai penyokong pada tumbuhan yang sedang tumbuh. Kolenkim terdiri atas sel yang panjang dengan penebalan dinding yang tidak berlignin, yang bisa mengalami sklerifikasi dalam periode yang lama.
Kolenkim terdapat beberapa macam berdasarkan penebalan dinding nya yang terdiri dari : kolenkim angular, kolenkim lamellar, kolenkim lakunar dan kolenkim cincin. Kolenkim terdapat pada organ batang, daun, bunga dan akar, pada akar akan tampak pada akar yang terdedah cahaya, posisi kolenkim biasanya terdapat langsung di bawah epidermis. Bentuk dan ukuran dari jaringan kolenkim beragam, sel dapat berupa prisma pendek dan ada juga yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing.
2.      Saran
Dalam pengamatan pada jaringan kolenkim diperlukan ketelitian supaya bisa melihat bentuk dari jaringan kolenkim dan bagian-bagian dari jaringan kolenkim tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius    
   Yogyakarta